19 Jun 2024
Karbon biru (blue carbon) adalah karbon yang diserap dan disimpan oleh ekosistem laut dan pesisir. Disebut “biru” karena terbentuk di bawah air. Mangrove, rawa gambut, padang lamun, terumbu karang, dan fitoplankton membentuk ekosistem penghasil dan penyimpan karbon biru.
Keterlibatan mereka sangat krusial dalam mengurangi dampak perubahan iklim, berkat kemampuan mereka menyerap emisi karbon yang tertahan di atmosfer. Ini mendukung pencapaian tujuan, baik di tingkat nasional maupun global yang telah ditentukan secara kolektif untuk mengatasi perubahan iklim.
“Karbon biru itu apa sih? Karbon yang ditangkap dan disimpan di samudera jadi di laut, di ekosistem pesisir gitu baik itu di pantainya ataupun di lautnya sendiri, hutan mangrove, rawa, semak, jadi karbon biru itu karbon yang tersimpan di ekosistem-ekosistem basah itu tadi,” Jelas Alma Cantika Arista, Lead Product LindungiHutan.
Kategori ekosistem yang termasuk dalam karbon biru antara lain gambut pesisir, rawa, padang lamun, dan terumbu karang, hingga hutan mangrove.
Salah satu yang cukup besar potensi ekosistem biru di Indonesia yaitu hutan mangrove. Mangrove merupakan ekosistem pesisir yang terdiri dari pepohonan yang tumbuh di daerah pasang surut.
“Mangrove kita itu luas banget gitu, 3,31 juta hektare ada ya mungkin 50% dari mangrove di dunia, mengingat Indonesia negara dengan gugus pantai yang panjang jadi mangrovenya juga luas” Tutur Alma.
Menariknya lagi, besarnya kawasan hutan mangrove ternyata juga diikuti oleh potensi simpanan karbon yang ada. Sebab hutan mangrove termasuk salah satu ekosistem karbon biru yang efektif menyerap dan menyimpan karbon.
“Mangrove sendiri untuk penyimpanan karbon itu hampir 5 kali lipat atau bahkan lebih daripada hutan-hutan tropis lainnya, jadi dibandingkan hutan boreal, ataupun hutan tropis sekalipun, mangrove ini punya potensi penyimpanan karbon yang lebih besar sekitar 5 kalinya dari hutan lain,” Ungkap Alma.
Sejalan dengan apa yang diungkapkan Alma, hasil penelitian pada hutan bakau di Indonesia diperkirakan menyimpan 0,82-1,09 Pg C (Pentagram karbon) per hektare. Hutan bakau tidak hanya berfungsi sebagai penyerap karbon.Jadi bisa dikatakan bahwa karbon biru di Indonesia memiliki potensi besar dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Termasuk melalui kawasan hutan mangrove di dalamnya.
Baca juga: Contoh dan Skema Perdagangan Karbon, Panduan Praktis untuk Carbon Offset Perusahaan Anda
KBM Online dan Inisiatif LindungiHutan Bantu Sonhaji
3 Jun 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
Abrasi Demak dan Inisiatif LindungiHutan Bantu Mak Jah
14 May 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
PSBB Tegal dan Inisiatif LindungiHutan Bantu Pak Toto
21 May 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
Yuk Bantu Petani Bibit Indonesia Pulih dari COVID-19!
13 May 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
Lindungi Diri, Kehidupan di Tengah Pandemi Corona
27 Mar 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
Ecolify adalah platform yang memudahkan organisasi, instansi dan perusahaan untuk menjalankan projek sosial penanaman pohon secara transparan dan berkelanjutan.
email:
kartika[at]lindungihutan.com
wa / phone:
+62 813 2918 1389
location:
Jalan Lempongsari 1 No. 405, Semarang, Indonesia
legal info:
Keputusan MENKUMHAM NOMOR AHU-0003033.AHA.01.04.
LindungiHutan c 2020 - made with conscience "for a future worth living"