14 May 2020
Perkenalkan, Mak Jah. Petani bibit di Dukuh Rejosari Senik, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Demak, yang telah menjadi mitra petani bibit LindungiHutan sejak tahun 2017. Mak Jah merupakan salah satu dari sekian banyak mitra petani bibit LindungiHutan yang terdampak COVID-19. LindungiHutan ingin membantu Mak Jah menyambung kembali kehidupannya di tengah pandemi dengan membuat inisiatif mandiri berupa donasi online dan kampanye alam. LindungiHutan ingin mengurangi dampak abrasi Demak serta sedikit membantu Mak Jah di tengah pandemi.
Mak Jah telah membantu LindungiHutan dan seluruh campaigner kampanye alam LindungiHutan pada beberapa aksi penanaman di Kabupaten Demak. Namun, karena adanya penyebaran COVID-19 dan himbauan di di Kota Demak, aksi tanam pohon tidak dapat serta merta dilaksanakan, sehingga salah satu sumber pendapatan Mak Jah terputus. Pun dengan hasil tangkapannya dari menjaring ikan di laut. Pasar-pasar yang pedagangnya diberlakukan aturan sedemikian rupa untuk mencegah dampak COVID-19 menyebar, membuat Mak Jah sekeluarga kelimpungan mencari tempat menjual hasil lautnya.
Selengkapnya : Yuk Bantu Petani Bibit Pulih dari COVID-19
Penyebaran COVID-19 menyebabkan Pemerintah menghimbau berbagai hal dengan harapan memutus rantai penyebaran tersebut. Mulai dari belajar dari rumah, bekerja dari rumah hingga beribadah dari rumah. Tidak sedikit masyarakat yang sebelumnya memiliki pekerjaan tetap, kini dirumahkan, tidak dibayar gajinya hingga di-PHK. Para petani yang tidak memiliki usaha sampingan seperti Mak Jah pun terdampak. COVID-19 menyebabkan masyarakat semakin sulit memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bagi warga utara Kabupaten Demak, rob merupakan sebuah bencana yang ujungnya tak pernah ditemukan. Pilihannya hanya dua, bertahan atau pindah. Bertahan dengan keresahan, atau memulai hidup baru dan pindah ke lokasi yang lebih baik. Banjir rob datang bukan hanya mampu merendam rumah. Ibarat paket hemat sebuah restoran, ia juga mampu menenggelamkan tambak, infrastruktur jalan, rumah dan sarana publik lainnya.
Abrasi yang mengikis garis pantai Kabupaten Demak semenjak tahun 1995 berdampak pada peralihan fungsi lahan. Masyarakat yang dulunya memiliki sawah di sekitar pemukimannya, harus rela berganti pekerjaan mengurusi tambak ikannya dan kemudian merelakan tambaknya menjadi lautan lepas. Perairan di sekitar Kabupaten Demak telah mengalami kenaikan permukaan air laut disertai penurunan permukaan tanah mencapai sekitar sepuluh sentimeter per tahun. Demak telah mengalami perubahan garis pantai hingga sepanjang lima kilometer ke arah darat akibat abrasi. Pada tahun 2006, sebagian rumah milik dua ratus lebih kepala keluarga di Desa Bedono mulai terendam air. Setelahnya, warga tersebut menuntut relokasi dan dipindahkan ke desa lain di Kecamatan Sayung. Abrasi ini merupakan yang terbesar di kawasan pantai utara dan selatan Jawa, bahkan di Indonesia.
Erosi yang terjadi di Demak dapat disebabkan oleh banyak hal. Bangunan yang menjorok ke pantai, reklamasi, hingga pembangunan kolam pelabuhan yang digunakan untuk parkir kapal dan menjorok hingga 1,8 kilometer ke arah pantai. Penanaman mangrove yang sekaligus dibarengi dengan pembuatan sabuk pantai dapat efektif untuk digunakan sebagai rehabilitasi wilayah yang terkena abrasi. Sabuk laut dapat menjaga mangrove agar tumbuh secara optimal dan rehabilitasi wilayah yang terkena abrasi dapat dilakukan dengan menjaring sedimen.
LindungiHutan ingin turut serta membantu kehidupan Mak Jah selama pandemi COVID-19. Dengan menggalang donasi online untuk Petani yang Terdampak COVID-19, yang salah satunya adalah Mak Jah di Demak, diharapkan donasi yang disalurkan dapat membantu kehidupan petani terdampak tersebut. Donasi yang didapat juga akan di bundle dengan pohon yang penanamannya akan dilaksanakan dua bulan setelah penggalangan dana ini berakhir.
Dengan berdonasi bersama LindungiHutan, Sahabat Alam dapat turut membantu meringankan beban Mak Jah di tengah masa pandemi serta mendukung gerakan konservasi lingkungan. Selengkapnya : Mari Tumbuhkan Harapan Mak Jah! (Intan Widianti Kartika Putri/ Ecolify)
Ecolify merupakan platform konservasi lingkungan yang akan menghubungkan perusahaan, komunitas, organisasi, brand hingga individu, untuk bersama menghijaukan Indonesia dengan prinsip keberlanjutan dan transparansi. Kami akan selalu membuka peluang kolaborasi dan membantu meningkatkan inisiatif Tanggung Jawab Perusahaan anda. Mari, bersama menghijaukan Indonesia karena Bumi layak mendapatkan pemulihan terbaik dari inisiatif kolaborasi penduduknya. https://ecolify.org/getintouch
Search Engine Optimization Content Writer
KBM Online dan Inisiatif LindungiHutan Bantu Sonhaji
3 Jun 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
Abrasi Demak dan Inisiatif LindungiHutan Bantu Mak Jah
14 May 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
PSBB Tegal dan Inisiatif LindungiHutan Bantu Pak Toto
21 May 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
Yuk Bantu Petani Bibit Indonesia Pulih dari COVID-19!
13 May 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
Lindungi Diri, Kehidupan di Tengah Pandemi Corona
27 Mar 2020 / INTAN WIDIANTI KARTIKA PUTRI
Ecolify adalah platform yang memudahkan organisasi, instansi dan perusahaan untuk menjalankan projek sosial penanaman pohon secara transparan dan berkelanjutan.
email:
kartika[at]lindungihutan.com
wa / phone:
+62 813 2918 1389
location:
Jalan Lempongsari 1 No. 405, Semarang, Indonesia
legal info:
Keputusan MENKUMHAM NOMOR AHU-0003033.AHA.01.04.
LindungiHutan c 2020 - made with conscience "for a future worth living"