Siapa tak mengenal LEGO brand mainan asal Denmark ini punya komitmen untuk memproduksi bricks atau balok dengan menggunakan bahan daur ulang dan tentunya ramah lingkungan.

Sebagaimana kita ketahui, lebih dari 350 juta sampah plastik diporduksi oleh manusia setiap tahunnya. LEGO menjadi salah satu yang bertanggung jawab dalam produksi kurang lebih 100.000 ton plastik dalam rangka membuat berbagai jenis mainannya.

Namun, adakah cara yang lebih ramah lingkungan untuk tetap memproduksi balok-balok Lego dengan kualitas yang sama seperti sedia kala? Jawabannya ada!

Ambisi LEGO akan Material yang Sustainable

LEGO telah melakukan berbagai macam eksplorasi untuk balok mainan plastik berbasis minyak selama beberapa tahun belakangan. Pada tahun 2018, perusahaan menetapkan target untuk memproduksi semua produknya dari bahan yang berkelanjutan pada tahun 2030.

Tentu, inisiasi prototype balok LEGO yang terbuat dari botol plastik daur ulang merupakan satu bentuk komitmen terhadap kelestarian lingkungan yang patut kita apresiasi bersama.

Lebih lanjut, prototype balok LEGO ramah lingkungan ini juga bisa menjadi sarana untuk menekan emisi karbon. Tercatat, LEGO saat ini mengeluarkan sekitar 1,2 juta ton karbon per tahun. Beralih ke plastik daur ulang akan membantu mengurangi emisi tersebut.

Sebelumnya, LEGO juga meluncurkan seri elemen botani yang dibuat dari plastik nabati yang bersumber dari tebu. Plastik poloetilen yang lembut, fleksibel, dan tahan lama dibuat menggunakan etanol yang diproduksi dari tebu, digunakan untuk memproduksi elemen bricks atau balok LEGO bentuk daun, semak dan pohon.

Adapun, plastik nabati yang digunakan untuk membuat elemen botani baru LEGO disertifikasi lebih lanjut oleh standar Bonsucro Chain of Custody untuk tebu yang bersumber secara bertanggung jawab.

Sustaianable Product and Sustainable Packaging

Bukan hanya dari material mainannya, LEGO juga punya komitmen akan produk packaging yang digunakannya.

Akhir tahun 2025 menjadi tahun di mana LEGO akan membuat semua kemasan terbuat dari bahan yang bersumber secara berkelanjutan yang dapat diperbaharui atau dibuat dari bahan daur ulang tersertifikasi oleh Forest Stewardship Council (FSC).

Dimulai dari boks kemasannya, yang terbuat dari karton dengan 75% berasal dari bahan daur ulang dan dapat didaur ulang setelahnya.

Lalu di dalam boks kemasannya, LEGO tengah beralih dari plastik sekali pakai ke kantong kertas. Penggunaan plastik LEGO secara bertahap digantikan dengan kantong yang terbuat dari kertas >95% dengan lapisan plastik tipis di bagian dalam yang memungkinkan penyegelan bagian dalam.


Referensi dan rujukan yang digunakan dalam tulisan ini:

https://www.lego.com/en-us/sustainability/environment/recycledmaterials

Jeremy White. 2021. “How Lego Perfected the Recycled Plastic Brick”. https://www.wired.com/story/lego-recycled-plastic-brick/. Diakses pada 12 Juni 2023.

Nitika Choraria. 2023. “Step insice LEGO’s sustainable, diverse and stress-free world”. https://designwanted.com/lego-step-inside-lego-sustainable-diverse-stress-free-world/. Diakses pada 12 Juni 2023.

MarketLine. 2021. “Lego makes progress in quest for sustainability”. https://www.verdict.co.uk/lego-recycled-plastic-bricks/. Diakses pada 12 Juni 2023.


Ecolify merupakan platform konservasi lingkungan yang akan menghubungkan perusahaan, komunitas, organisasi, brand hingga individu, untuk bersama menghijaukan Indonesia dengan prinsip keberlanjutan dan transparansi. Kami akan selalu membuka peluang kolaborasi dan membantu meningkatkan inisiatif Tanggung Jawab Perusahaan anda. Mari, bersama menghijaukan Indonesia karena Bumi layak mendapatkan pemulihan terbaik dari inisiatif kolaborasi penduduknya.