Pesisir Tambakrejo Enggan Tenggelam, dan Upaya Kelompok Camar Menjaga Sisa Mangrove yang Ada!

Pesisir Tambakrejo Enggan Tenggelam, dan Upaya Kelompok Camar Menjaga Sisa Mangrove yang Ada!

3 Nov 2023

Siang itu begitu panas, tetapi bukan hal yang mengejutkan bagi masyarakat Pesisir Tambakrejo Semarang. Seorang nelayan tengah menggulung tali di haluan kapal, seorang lainnya menyalakan diesel menandakan perjalanan akan dimulai. Raung mesin mendadak nyaring terdengar bising di telinga. Kedua nelayan tersebut saling berteriak memberi aba-aba.

Berlomba dengan kerasnya suara mesin. Tak tahu apa katanya, yang jelas kapal perlahan berlayar meninggalkan tanggul dermaga. Aroma laut menguar, khas wilayah pesisir. Sesekali semilir angin membawa aroma gereh dari pelataran rumah yang masih terlihat dari kapal.

Sementara di ujung tatapan mata yang lain, di tengah lautan sana, terdapat reruntuhan bangunan penuh dikelilingi air. Bekas pom bensin, kata nelayan yang kini duduk di belakang kapal sembari memegang tongkat kemudi. Mungkin kamu bertanya, bagaimana bisa sebuah pom bensin berdiri teronggok di tengah lautan?

Abrasi di tambakrejo semarang

Apakah kapal nelayan mengisi bensin di tengah lautan, mengantre layaknya mobil-mobil yang ada di daratan? Rasa-rasanya tidak mungkin. Tak jauh dari pom bensin, beberapa togor listrik juga berdiri menjulang, tanpa kabel menyambungkan satu sama lainnya. Lagi-lagi dari belakang kemudi, nelayan yang tadi berujar bahwa tempat tersebut dulunya daratan, lantas terkena abrasi dan tenggelam.

Benar, sebuah daratan dan kawasan yang dulunya dihuni oleh masyarakat tenggelam terkena abrasi. Meninggalkan jejak-jejak kehidupan, enggan hilang, dan seperti ingin berkata “Hei! Dahulu ada manusia di sini loh!”.

Barangkali, melalui jejak itu pula alam ingin menyampaikan pesan bahwa kita bukan siapa-siapa di depannya. Semesta punya seribu satu cara untuk berbicara. Tinggal kita yang mau mendengar atau tidak.

Baca juga: Abrasi Demak dan Inisiatif LindungiHutan Bantu Mak Jah

Tanah Nglorok di Pesisir Tambakrejo Semarang

Pesisir Tambakrejo Semarang merupakan salah satu daerah yang berada di Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Gayamsari. Dari pusat kota apabila ditempuh menggunakan mobil menghabiskan waktu kurang lebih 30 menit.

Kondisinya tampak seperti kawasan pesisir pada umumnya. Berada di tepi laut, kapal-kapal berderet, bapak-bapak membetulkan jaring, ibu-ibu mengasapi ikan di depan rumah dan beberapa menjemurnya di atas genting.

Pesisir tambakrejo Semarang

Sekilas tak ada yang salah, tetapi jika mau memicingkan mata baru disadari ada daratan yang hilang termakan air laut. Itulah mengapa masyarakat kerap mengenal Pesisir Tambakrejo Semarang sebagai Tambak Lorok, sebab wilayah permukiman nelayan ini selalu mengalami pergeseran tanah atau disebut nglorok dalam Bahasa Jawa.

Pertanyaannya, mengapa bisa terjadi? Tentu ada banyak sebab dan faktor yang melandasi, seperti penurunan permukaan tanah akibat pengambilan air secara eksploitatif dan mungkin laju pembangunan yang menambah beban muka tanah. Apalagi, ditambah dengan kawasan hutan mangrove yang rusak membuat benteng alami pantai hilang dan mempercepat laju abrasi. 

Padahal, hutan mangrove merupakan ekosistem yang keberadaannya penting di pesisir pantai. Selain mencegah abrasi, hutan mangrove juga menyediakan berbagai jasa lingkungan yang tanpanya dapat berpengaruh terhadap kehidupan makhluk hidup. Contohnya, hutan mangrove menjadi tempat tinggal, mencari makan, hingga berpijah bagi beberapa jenis biota laut.

Oleh sebab itu, menanam dan menjaga kawasan hutan mangrove di Pesisir Tambakrejo adalah upaya baik yang semestinya kita dukung dan teruskan!

Baca juga: Cegah Perubahan Iklim, Hitung Jejak Karbonmu dengan Carbon Calculator Imbangi

Kelompok Camar, Menanam 170.000 Mangrove

Enggan tenggelam, setidaknya itu yang ada di pikiran Pak Yazid bersama Kelompok Cinta Alam Mangrove Asri dan Rimbun atau CAMAR yang terus menanam dan merawat mangrove di Pesisir Tambakrejo Semarang.

Penanaman mangrove di tambakrejo semarang

Selain melakukan penanaman dan perawatan, Kelompok CAMAR juga melakukan pembibitan mulai dari awal sampai siap ditanam. Jadi, proses dari hulu hingga hilir dapat dilakukan mandiri oleh CAMAR. Dengan demikian, proses penghijauan Pesisir Tambakrejo dapat dilakukan secara berkelanjutan. Kini, hasil penanaman yang dilakukan sejak tahun 2011 berbuah taman mangrove yang kelestariannya senantiasa dijaga.

Kelompok yang beranggotakan 10 orang ini menanam empat jenis mangrove di Tambakrejo. Empat jenis tersebut meliputi, Rhizophora mucronata, Rhizophora aviculata, Rhizophora marina, dan Avicennia alba. Bukan tak mungkin, ke depannya jenis yang dibudidayakan akan lebih dari empat jenis tersebut.

Hingga saat ini, Pak Yazid bersama Kelompok CAMAR berhasil menanam lebih dari 170.000 bibit mangrove di luas lahan sekitar 2 hektare. Capaian yang tak sedikit, tetapi akan terus dilipatgandakan. Semoga, mangrove tersebut membawa kebaikan bagi makhluk hidup di sekitarnya. Doa-doa baik menyertai pula bagi mereka orang-orang baik!

Ecolify
 merupakan platform konservasi lingkungan yang akan menghubungkan perusahaan, komunitas, organisasi, brand hingga individu, untuk bersama menghijaukan Indonesia dengan prinsip keberlanjutan dan transparansi. Kami akan selalu membuka peluang kolaborasi dan membantu meningkatkan inisiatif Tanggung Jawab Perusahaan anda. Mari, bersama menghijaukan Indonesia karena Bumi layak mendapatkan pemulihan terbaik dari inisiatif kolaborasi penduduknya. 


Kategori

Lihat Cerita Lainnya

Ecolify.org For Future Worth Living
Ecolify.org For Future Worth Living Ecolify.org For Future Worth Living

Ecolify adalah platform yang memudahkan organisasi, instansi dan perusahaan untuk menjalankan projek sosial penanaman pohon secara transparan dan berkelanjutan.

Hubungi kami

email:
kartika[at]lindungihutan.com

wa / phone:
+62 813 2918 1389

location:
Jalan Lempongsari 1 No. 405, Semarang, Indonesia

legal info:
Keputusan MENKUMHAM NOMOR AHU-0003033.AHA.01.04.

Ikuti Kami

Ecolify.org For Future Worth Living     Ecolify.org For Future Worth Living     Ecolify.org For Future Worth Living

LindungiHutan c 2020 - made with conscience "for a future worth living"